Jumat, 01 November 2013

makalah biologi


RESPIRASI DAN EKSRESI


 




D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Prodi Matematika/1B
1. Ayu Ardilla
2. Peramitha
3. Siti Elvina

UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN BATAM TAHUN AJARAN 2013/2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan dan akan kami terima dengan hati terbuka guna perbaikan dalam pembuatan makalah yang lainnya.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat digunakan sebaik mungkin dan bermanfaat bagi pembaca.


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan yang ingin di capai dalam pembuatan makalah ini adalah :
1.         Mahasiswa/i dapat mengetahui pengertian dasar tentang respirasi dan eksresi.
2.          Mahasiswa/i dapat menyebutkan alat dan sistem pernapasan berbagai hewan.
3.         Mahasiswa/i dapat menjelaskan saluran pernapasan pada manusia
4.         Mahasiswa/i dapat menjelaskan proses saluran eksresi pada manusia.
5.         Mahasiswa/i dapat menjelaskan proses saluran eksresi pada hewan.


BAB 2
PEMBAHASAN

1.1.1     PENGERTIAN DASAR TENTANG RESPIRASI DAN EKSRESI
Sebelum mempelajari mengenai materi respirasi terlalu jauh, kita harus dapat mengetahui pengertian dari respirasi dan eksresi secara mendasar. Berikut ini penjelasan mengenai pengertian respirasi dan eksresi :
A.    Pengertian respirasi
Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H2O. Yang disebut substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan metabolit respirasi adalah intermediat-intermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi.

B.     Pengertian Sistem Ekskresi
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Zat hasil metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui alat ekskresi. Alat ekskresi yang dimiliki oleh mahluk hidup berbeda-beda.semakin tinggi tingkatan mahluk hidup, semakin kompleks alat ekskresinya.

1.1.2   ALAT DAN SISTEM PERNAPASAN BERBAGAI HEWAN
Hewan memiliki alat pernapasan yang bermacam-macam, disesuaikan dengan perkembangan struktur tubuh dan tempat hidupnya. Alat-alat pernapasan berperan dalam proses pemasukan oksigen dari lingkungan luar ke dalam tubuh serta pengeluaran karbon dioksida dari tubuh ke lingkungan luar. Berikut ini akan diuraikan sistem dan alat pernapasan pada berbagai kelompok organisme mulai dari Protozoa sampai dengan hewan golongan vertebrata.
1.      System Pernapasan Pada Protozoa
Protozoa (hewan bersel satu) tidak memiliki alat pernapasan khusus. Pernapasan dilakukan melalui seluruh permukaan selnya. O2 dan CO2 masuk dan keluar secara difusi. Perhatikan gambar di bawah.
2.      Sistem Pernapasan Pada Avertebrata
a.       Sistem pernapasan pada moluska
Hewan anggota filum Moluska terdapat dua kelompok, yaitu:
·         Moluska yang hidup di darat , seperti bekicot (Achatina fulica) bernapas dengan paru-paru
·         Moluska yang hidup di air, misalnya kerang (kelas Bivalvia) bernapas dengan insang.
b.       Sistem pernapasan pada Echinodermata
Hewan-hewan Echinodermata hidup di air laut, contohnya bintang laut, landak laut, dan mentimun laut. Hewan-hewan ini bernapas dengan insang dermal atau insang kulit.
c.       Sistem pernapasan pada Arthropoda
Filum Arthropoda meliputi 4 kelas, yaitu:
·         Crustacea (golongan udang dan kepiting) bernapas dengan insang.
·         Myriapoda (golongan lipan dan luwing) bernapas dengan trakea.
·         Arachnida (golongan laba-laba dan kalajengking) bernapas dengan paru-paru buku.
·         Insekta (golongan serangga) bernapas dengan trakea.

3.      Sistem Pernapasan Pada Vertebrata
a.       Sistem pernapasan pada ikan (pisces)
Ikan memiliki alat pernapasan berupa insang. Ikan bertulang rawan, misalnya ikan hiu dan ikan pari memiliki 5 – 7 pasang insang, pada teleostei (ikan bertulang sejati) terdapat 4 pasang dan memiliki tutup insang ( operkulum), contoh pada ikan mas dan ikan mujahir. Pada beberapa jenis ikan, rongga insangnya mempunyai perluasan ke atas yang disebut labirin yang berfungsi untuk menyimpan udara, sehingga ikan tersebut dapat hidup di air yang kekurangan oksigen. Contoh pada ikan gabus, gurami, dan betok. Proses respirasi pada ikan adalah sebagai berikut: pada waktu mulut ikan membuka, air masuk ke dalam rongga mulut, tutup insang menutup dan air kemudian mengalir melalui insang. Air tersebut disaring terlebih dahulu oleh rigi-rigi pada lengkung insang kemudian masuk ke insang. Insang mempunyai lembaran-lembaran halus yang mengandung pembuluhpembuluh darah. Pengikatan oksigen dan pelepasan karbon dioksida terjadi di dalam insang, oksigen diikat oleh eritrosit sedang CO2 meninggalkan darah dan larut dalam air.
b.      Sistem pernapasan pada amfibi
Salah satu contoh hewan amfibi adalah katak. Katak pada waktu masih larva bernapas dengan insang luar, sedang pada masa berudu terbentuk insang dalam sebagai alat pernapasan. Katak dewasa bernapas dengan paru-paru dan kulit. Mekanisme pernapasan paru-paru terdiri dari inspirasi dan ekspirasi yang berlangsung dengan mulut tertutup. Katak tidak memiliki tulang-tulang rusuk dan sekat rongga badan sehingga mekanisme pernapasannya diatur oleh otot-otot rahang bawah dan otot perut.
c.         Sistem perapasan pada aves
Burung pada umumnya dapat terbang. Pada waktu terbang, otot-otot dada menggerakkan sayap sehingga mengganggu pengambilan napas oleh paru-paru. Maka dari itu di samping memiliki paru-paru, burung memiliki alat bantu pernapasan berupa kantung udara ( sakus pneumatikus).

1.1.3   SALURAN PERNAPASAN PADA MAMALIA (MANUSIA)
Manusia membutuhkan suply oksigen secara terus-menerus untuk proses respirasi sel, dan membuang kelebihan karbondioksida sebagai limbah beracun produk dari proses tersebut.
Pertukatan gas antara oksigen dengan karbondioksida dilakukan agar proses respirasi sel terus berlangsung. Oksigen yang dibutuhkan untuk proses respirasi sel ini berasal dari atmosfer, yang menyediakan kandungan gas oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada. Oksigen masuk kedalam tubuh melalui perantaraan alat pernapasan yang berada di luar. Pada manusia, alveolus yang terdapat di paru-paru berfungsi sebagai permukaan untuk tempat pertukaran gas.

1.1.4   SISTEM EKSRESI PADA MANUSIA
Sistem ekskresi pada manusia melibatkan alat ekskresi yang terdiri atas ginjal, kulit, hati dan paru-paru. Setiap alat ekskresi tersebut berfungsi mengeluarkan zat sisa metabolisme yang berbeda,kecuali air yang dapat diekskresikan melalui semua alat ekskresi. Berikut ini akan dibahas satu persatu peranan keempat alat ekskresi tersebut
1.      Ginjal
Ginjal merupakan alat ekskresi utama pada manusia. Ginjal merupaka alat pengeluaran sisa metabolisme dalam bentuk urine yang di dalamnya mengandung air, amoniak (NH3), ureum, asam urat dan garam mineral tertentu.
2.      Paru - Paru
Paru- paru manusia berjumlah dua atau sepasang.pada dasarnya fungsi utama paru-paru adalah sebagai alat pernafasan, namun peranan tersebut juga erat kaitannya dengan system ekskresi. Hal ini dikarenakan CO2 dan air yang merupakan hasil proses metabolisme di jaringan yang diangkut melalui darah akhirnya akan dibawa ke paru-paru untuk dibuang dengan cara difusi di alveolus.
3.      Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak didalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati mambantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan ammonia, urea, dan asam urat.

1.1.5   SISTEM EKSRESI PADA HEWAN
Ekskresi pada hewan invertebrata sangat sederhana bila di bandingkan dengan system ekskresi vertebrata. Pada protista bersel tunggal, dan bahkan juga pada spons, ekskresi biasanya dilakukan menggunakan vakuola kontraktil, yaitu suatu organel berisi cairan yang secara periodik berkontraksi untuk mendorong cairan, garam-garaman, dan zat buangan terlarut keluar dari sel. Air di dalam sel dipompa keluar, dan air di lingkungan masuk ke dalam sel secara osmosis. Sementara itu permukaan tubuhnya berfungsi untuk mengeluarkan CO2 dengan cara difusi. Berikut ini akan dibahas system ekskresi pada cacing pipih, cacing tanah, dan serangga.
1.      Sistem ekskresi pada cacing pipih
Sistem ekskresi pada cacing pipih, misalnya pada planaria, merupakan suatu sistem protonefridium. Sistem protonefridium merupakan suatu sistem yang tersusun atas dua saluran longitudinal yang memanjang sejajar pada setiap bagian lateral tubuh.dari saluran tersebut terbentuk banyak cabang ke seluruh bagian tubuh cacing. Setiap cabang berakhir pada sel-sel api yang dilengkapi dengan seberkas silia (bulu getar). Cairan tubuh yang masuk ke sel api,selanjutnya menuju saluran ekskresi. Sel api hanya berperan mengekskresikan air dan air dikeluarkan melalui lubang (nefridiofor). Adapun sisa metabolisme selain air akan dikeluarkan dari tubuh secara difusi.
2.      Sistem ekskresi pada cacing tanah
Sistem ekskresi pada cacing tanah berupa system nefridium. Setiap segmen tubuh cacing tanah mengandung sepasang nefridium, kecuali pada tiga segman pertama dan satu segman terakhir. Setiap nefridium terdiri atas :
a)      Nefrostoma, yaitu corong bersilia yang terdapat pada rongga tubuh semu (pseudoselom).
b)      Duktus ekskretoris, yaitu saluran atau pipa halus yang berliku.
c)      Nefridior, merupakan lubang tempat keluarnya sisa metabolisme.
Jika silia di nefrostoma bergetar akan menimbulkan aliran cairan tubuh yang mengandung sisa-sisa metabolism dari rongga tubuh menuju nefridium. Pada saat cairan mengalir dalam duktus ekskretori,bahan-bahan yang masih berguna akan direabsorpsi oleh sel-sel yang melapisi saluran. Bahan yang tidak berguna akhirnya akan dikeluarkan dari tunuh cacing menuju ke lingkungan. Sedangkan karbondioksida akan dikeluarkan melalui permukaan kulit.
3.      Sistem ekskresi pada serangga
Sistem ekskresi pada serangga misalkan belalang,berupa pembuluh malphigi. Pembuluh-pembuluh malphigi merupakan serabut seperti benang halus berwarna putihkekuninga dalam jumlah yang banyak.




Tidak ada komentar: