RESPIRASI DAN EKSRESI
D
I
S
U
S
U
N
Oleh
:
Prodi
Matematika/1B
1.
Ayu Ardilla
2.
Peramitha
3.
Siti Elvina
UNIVERSITAS
RIAU KEPULAUAN BATAM TAHUN AJARAN 2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami sebagai penyusun makalah ini
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan dan akan
kami terima dengan hati terbuka guna perbaikan dalam pembuatan makalah yang
lainnya.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam pembuatan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat digunakan sebaik mungkin dan bermanfaat
bagi pembaca.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 TUJUAN
Adapun
tujuan yang ingin di capai dalam pembuatan makalah ini adalah :
1.
Mahasiswa/i dapat mengetahui pengertian dasar tentang
respirasi dan eksresi.
2.
Mahasiswa/i dapat menyebutkan alat
dan sistem pernapasan berbagai hewan.
3.
Mahasiswa/i dapat menjelaskan saluran pernapasan pada
manusia
4.
Mahasiswa/i dapat menjelaskan proses saluran eksresi pada
manusia.
5.
Mahasiswa/i dapat menjelaskan proses saluran eksresi pada
hewan.
BAB 2
PEMBAHASAN
1.1.1
PENGERTIAN DASAR TENTANG RESPIRASI
DAN EKSRESI
Sebelum mempelajari
mengenai materi respirasi terlalu jauh, kita harus dapat mengetahui pengertian
dari respirasi dan eksresi secara mendasar. Berikut ini penjelasan mengenai
pengertian respirasi dan eksresi :
A. Pengertian respirasi
Respirasi adalah suatu proses
pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2,
H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya adalah
reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2
yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H2O. Yang
disebut substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan
dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang
secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2
dan air. Sedangkan metabolit respirasi adalah intermediat-intermediat yang
terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi.
B. Pengertian Sistem Ekskresi
Ekskresi merupakan proses
pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu
dan asam urat. Zat hasil metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh akan
dikeluarkan melalui alat ekskresi. Alat ekskresi yang dimiliki oleh mahluk
hidup berbeda-beda.semakin tinggi tingkatan mahluk hidup, semakin kompleks alat
ekskresinya.
1.1.2 ALAT DAN SISTEM PERNAPASAN BERBAGAI
HEWAN
Hewan memiliki alat
pernapasan yang bermacam-macam, disesuaikan dengan perkembangan struktur tubuh
dan tempat hidupnya. Alat-alat pernapasan berperan dalam proses pemasukan
oksigen dari lingkungan luar ke dalam tubuh serta pengeluaran karbon dioksida
dari tubuh ke lingkungan luar. Berikut ini akan diuraikan sistem dan
alat pernapasan pada berbagai kelompok organisme mulai dari Protozoa sampai
dengan hewan golongan vertebrata.
1. System Pernapasan Pada
Protozoa
Protozoa (hewan bersel satu) tidak memiliki alat pernapasan
khusus. Pernapasan dilakukan melalui seluruh permukaan selnya. O2 dan CO2 masuk
dan keluar secara difusi. Perhatikan gambar di bawah.
2.
Sistem Pernapasan Pada Avertebrata
a.
Sistem pernapasan pada moluska
Hewan
anggota filum Moluska terdapat dua kelompok, yaitu:
·
Moluska yang hidup di darat , seperti bekicot
(Achatina fulica) bernapas dengan paru-paru
·
Moluska yang hidup di air, misalnya kerang
(kelas Bivalvia) bernapas dengan insang.
b. Sistem pernapasan pada Echinodermata
Hewan-hewan Echinodermata hidup di air laut, contohnya bintang
laut, landak laut, dan mentimun laut. Hewan-hewan ini bernapas dengan insang
dermal atau insang kulit.
c. Sistem pernapasan pada Arthropoda
Filum Arthropoda meliputi 4 kelas, yaitu:
·
Crustacea (golongan udang dan kepiting)
bernapas dengan insang.
·
Myriapoda (golongan lipan dan luwing) bernapas
dengan trakea.
·
Arachnida (golongan laba-laba dan
kalajengking) bernapas dengan paru-paru buku.
·
Insekta (golongan serangga) bernapas dengan
trakea.
3. Sistem Pernapasan Pada
Vertebrata
a.
Sistem pernapasan pada ikan (pisces)
Ikan memiliki alat
pernapasan berupa insang. Ikan bertulang rawan, misalnya ikan hiu dan ikan pari
memiliki 5 – 7 pasang insang, pada teleostei (ikan bertulang sejati) terdapat 4
pasang dan memiliki tutup insang ( operkulum), contoh pada ikan mas dan ikan
mujahir. Pada beberapa jenis ikan, rongga insangnya mempunyai perluasan ke atas
yang disebut labirin yang berfungsi untuk menyimpan udara, sehingga ikan
tersebut dapat hidup di air yang kekurangan oksigen. Contoh pada ikan gabus,
gurami, dan betok. Proses respirasi pada ikan adalah sebagai berikut: pada
waktu mulut ikan membuka, air masuk ke dalam rongga mulut, tutup insang menutup
dan air kemudian mengalir melalui insang. Air tersebut disaring terlebih dahulu
oleh rigi-rigi pada lengkung insang kemudian masuk ke insang. Insang mempunyai
lembaran-lembaran halus yang mengandung pembuluhpembuluh darah. Pengikatan
oksigen dan pelepasan karbon dioksida terjadi di dalam insang, oksigen diikat
oleh eritrosit sedang CO2 meninggalkan darah dan larut dalam air.
b.
Sistem pernapasan pada amfibi
Salah satu contoh
hewan amfibi adalah katak. Katak pada waktu masih larva bernapas dengan insang
luar, sedang pada masa berudu terbentuk insang dalam sebagai alat pernapasan.
Katak dewasa bernapas dengan paru-paru dan kulit. Mekanisme pernapasan
paru-paru terdiri dari inspirasi dan ekspirasi yang berlangsung dengan mulut
tertutup. Katak tidak memiliki tulang-tulang rusuk dan sekat rongga badan
sehingga mekanisme pernapasannya diatur oleh otot-otot rahang bawah dan otot
perut.
c.
Sistem perapasan pada aves
Burung pada umumnya
dapat terbang. Pada waktu terbang, otot-otot dada menggerakkan sayap sehingga
mengganggu pengambilan napas oleh paru-paru. Maka dari itu di samping memiliki
paru-paru, burung memiliki alat bantu pernapasan berupa kantung udara ( sakus
pneumatikus).
1.1.3 SALURAN PERNAPASAN
PADA MAMALIA (MANUSIA)
Manusia membutuhkan suply oksigen
secara terus-menerus untuk proses respirasi sel, dan membuang kelebihan
karbondioksida sebagai limbah beracun produk dari proses tersebut.
Pertukatan gas antara oksigen dengan
karbondioksida dilakukan agar proses respirasi sel terus berlangsung. Oksigen
yang dibutuhkan untuk proses respirasi sel ini berasal dari atmosfer, yang
menyediakan kandungan gas oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada.
Oksigen masuk kedalam tubuh melalui perantaraan alat pernapasan yang berada di
luar. Pada manusia, alveolus yang terdapat di paru-paru berfungsi sebagai
permukaan untuk tempat pertukaran gas.
1.1.4 SISTEM EKSRESI PADA MANUSIA
Sistem ekskresi pada manusia
melibatkan alat ekskresi yang terdiri atas ginjal, kulit, hati dan paru-paru.
Setiap alat ekskresi tersebut berfungsi mengeluarkan zat sisa metabolisme yang
berbeda,kecuali air yang dapat diekskresikan melalui semua alat ekskresi.
Berikut ini akan dibahas satu persatu peranan keempat alat ekskresi tersebut
1.
Ginjal
Ginjal merupakan alat ekskresi
utama pada manusia. Ginjal merupaka alat pengeluaran sisa metabolisme dalam
bentuk urine yang di dalamnya mengandung air, amoniak (NH3), ureum, asam urat
dan garam mineral tertentu.
2.
Paru - Paru
Paru- paru manusia berjumlah dua
atau sepasang.pada dasarnya fungsi utama paru-paru adalah sebagai alat
pernafasan, namun peranan tersebut juga erat kaitannya dengan system ekskresi.
Hal ini dikarenakan CO2 dan air yang merupakan hasil proses metabolisme di
jaringan yang diangkut melalui darah akhirnya akan dibawa ke paru-paru untuk
dibuang dengan cara difusi di alveolus.
3. Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar
di dalam tubuh, terletak didalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah
diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk alat ekskresi. Hal ini
dikarenakan hati mambantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa
yang bersifat racun dan menghasilkan ammonia, urea, dan asam urat.
1.1.5 SISTEM EKSRESI PADA HEWAN
Ekskresi
pada hewan invertebrata sangat sederhana bila di bandingkan dengan system
ekskresi vertebrata. Pada protista bersel tunggal, dan bahkan juga pada spons,
ekskresi biasanya dilakukan menggunakan vakuola kontraktil, yaitu suatu organel
berisi cairan yang secara periodik berkontraksi untuk mendorong cairan,
garam-garaman, dan zat buangan terlarut keluar dari sel. Air di dalam sel
dipompa keluar, dan air di lingkungan masuk ke dalam sel secara osmosis.
Sementara itu permukaan tubuhnya berfungsi untuk mengeluarkan CO2
dengan cara difusi. Berikut ini akan dibahas system ekskresi pada cacing pipih,
cacing tanah, dan serangga.
1.
Sistem ekskresi pada cacing pipih
Sistem
ekskresi pada cacing pipih, misalnya pada planaria, merupakan suatu sistem
protonefridium. Sistem protonefridium merupakan suatu sistem yang tersusun atas
dua saluran longitudinal yang memanjang sejajar pada setiap bagian lateral
tubuh.dari saluran tersebut terbentuk banyak cabang ke seluruh bagian tubuh
cacing. Setiap cabang berakhir pada sel-sel api yang dilengkapi dengan seberkas
silia (bulu getar). Cairan tubuh yang masuk ke sel api,selanjutnya menuju
saluran ekskresi. Sel api hanya berperan mengekskresikan air dan air
dikeluarkan melalui lubang (nefridiofor). Adapun sisa metabolisme selain air
akan dikeluarkan dari tubuh secara difusi.
2. Sistem
ekskresi pada cacing tanah
Sistem
ekskresi pada cacing tanah berupa system nefridium. Setiap segmen tubuh cacing
tanah mengandung sepasang nefridium, kecuali pada tiga segman pertama dan satu
segman terakhir. Setiap nefridium terdiri atas :
a) Nefrostoma,
yaitu corong bersilia yang terdapat pada rongga tubuh semu (pseudoselom).
b) Duktus
ekskretoris, yaitu saluran atau pipa halus yang berliku.
c) Nefridior,
merupakan lubang tempat keluarnya sisa metabolisme.
Jika
silia di nefrostoma bergetar akan menimbulkan aliran cairan tubuh yang
mengandung sisa-sisa metabolism dari rongga tubuh menuju nefridium. Pada saat
cairan mengalir dalam duktus ekskretori,bahan-bahan yang masih berguna akan
direabsorpsi oleh sel-sel yang melapisi saluran. Bahan yang tidak berguna
akhirnya akan dikeluarkan dari tunuh cacing menuju ke lingkungan. Sedangkan
karbondioksida akan dikeluarkan melalui permukaan kulit.
3.
Sistem ekskresi pada serangga
Sistem
ekskresi pada serangga misalkan belalang,berupa pembuluh malphigi. Pembuluh-pembuluh
malphigi merupakan serabut seperti benang halus berwarna putihkekuninga dalam
jumlah yang banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar