NASIONALISME DI AFRIKA SELATAN
Nasionalisme
adalah suatu paham yang menempatkan rasa kebangsaan diatas kepentingan yang
lain.
Faktor-Faktor
penyebab munculnya Nasionalisme di Asia dan Afrika
Terdapat beberapa faktor penyebab munculnya nasionalisme di
Asia dan Afrika diantaranya adalah :
1. Penderitaan
dan kesengsaraan rakyat di Asia dan Afrika akibat adanya imperialisme barat
2. Kemenangan
Jepang atas Rusia dalam perang memperebutkan wilayah formosa (Taiwan) dan
semenanjung Korea pada 1905
3. Kerinduan
akan kembalinya kejayaan masa lampau
4. Munculnya
golongan terpelajat didalam masyarakat
5. Adanya kesadaran
untuk berusaha membebaskan diri dari imperialisme barat
NELSON MANDELA
Ketika
Nelson Mandela masih muda, ia pernah menganut nasionalisme ekstrim yang hanya
memperjuangkan kaum kulit hitam dan tidak mau memberi tempat pada ras lain di
Afrika Selatan, tetapi hal ini berubah sejalan dengan kematangan pengetahuan
dan kepribadian Mandela. Perubahan ini rupanya membawa efek positif bagi
Mandela.
Pada
pertengahan abad ke 20 bertumbuh subur dua jenis nasionalisme di kalangan
masyarakat Afrika Selatan. Pertama, Nasionalisme Afrika Murni yang berpusat di
sekitar semboyan Marcu Garvey yang berbunyi, “Lemparkan orang kulit putih ke
laut.” Jenis nasionalisme ini bersifat ekstrim dan ultra revolusioner.
Kedua,
Nasionalisme Afrika Multi Rasial yang memperjuangkan kesamaan derajat dan
kedudukan, keadilan dan kemakmuran. Para pengikut paham ini bukan hanya orang
kulit hitam, tetapi juga ras lainnya, yaitu kulit putih dan berwarna, termasuk
orang India. Mereka percaya bahwa Afrika Selatan adalah milik semua orang – tanpa
pandang warna kulit – yang tinggal di Afrika Selatan.
Nasionalisme
Afrika Murni inilah yang diyakini oleh Nelson Mandela pada masa mudanya hingga
ketika ia menjadi anggota Liga Pemuda African National Congress (ANC). Hal ini
sangat dipengaruhi oleh lingkungan pergaulannya yang banyak didominasi oleh
masyarakar kulit hitam di Transkei.
Secara
perlahan keyakinan Mandela mulai bergeser. Proses ini bermula ketika ia menjadi
anggota ANC pada tahun 1944 dan bergabung dengan Liga Pemudanya serta meluasnya
pengalaman politik dengan organisasi dan golongan politik lain membuat Mandela
mulai buka mata.
Permulaan
di ANC dan di Liga Pemuda, Mandela berusaha membersihkan ANC dari orang dan
unsur-unsur komunis yang melekat di ANC karena hal itu dianggap oleh Mandela bisa
menjadi faktor yang memperlemah Nasionalisme Afrika Murni. Salah satu cara yang
diusulkannya adalah agar ANC mengeluarkan orang-orang komunis tersebut. Usul
ini ditolak para pengurus ANC yang lain. Mereka mempertahankan kebijakan itu
atas dasar bahwa ANC sejak dari permulaan dibentuk bukan sebagai suatu partai
dengan satu mazhab pemikiran politik, akan tetapi sebagai suatu parlemen rakyat
Afrika yang memberi tempat pada orang-orang dari berbagai keyakinan politik.
Semua kelompok ini dipersatukan oleh tujuan bersama yaitu untuk pembebasan
nasional.
Pada
akhirnya Mandela mengikuti pandangan ini dan sejak itu selalu dipengangnya. Hal
ini terbukti dengan tidak ikutnya Mandela ke dalam sekelompok orang yang
memiliki paham Nasionalis Afrika Murni yang memisahkan diri dari ANC dan
membentuk Pan-Africanist Congress (PAC) pada tahun 1958.
Di balik
perubahan pahamnya, Mandela sebenarnya telah melihat suatu kenyataan yang tak
bisa diingkari bahwa berbagai kelompok rasial akan tetap ada di Afrika Selatan.
Perubahan paham seperti ini menyebabkan Mandela bisa diterima oleh berbagai
golongan politik. Sebagai akibatnya, hal ini memperkuat posisi Mandela sendiri. Dan Perjuangan bangsa kulit hitam untuk menentang
kekuasaan Apahertheid berhasil dicapai setelah dilaksanakannya pemilihan umum
mulitiras dengan terpilihnya Nelson Mandala sebagai presiden Afrika Selatan
yang pertama dari bangsa kulit hitam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar